life is a journey

life is a journey

Jumat, 27 November 2015

Cerita Menuju S E



Saya bukanlah orang yang pandai. Kemampuan intelektual saya masihlah berada pada level rata-rata bahkan mungkin bisa jadi dibawah itu. Saya bisa bertahan sampai pada tahap ini karena kebaikan Allah yang selalu menopang kehidupan saya dan tentu saja doa dari dua manusia terkasih dalam hidupku, mama dan bapak. Benar apa kata salah satu dosen saya, bahwa skripsi itu bisa terselesaikan bukan karena pintar atau tidaknya kita, tetapi mau atau tidak kita mengerjakannya. Namun cerita masing masing orang akan berbeda pada tahapan ini. Ketika kita sudah bersegera untuk mengerjakannya dan setengah berlari untuk mengejar target, kita harus berbesar hati ketika dosen pembimbing kita pun sedang mengejar deadline yang sama untuk kuliahnya. Sehingga kita sebagai mahasiswanya hanya bisa mengikuti jadwal dan waktu luang dosen untuk dapat melaksanakan bimbingan. Syukur bisa bimbingan 2 minggu sekali, walau sering pula dalam sebulan hanya satu kali bimbingan. Saya seringkali iri dengan teman-teman lain yang seminggu sekali bisa melaksanakan bimbingan. Tapiii yah apa mau dikata, mari kita saling mendoakan saja semoga urusan dosen pembimbing dipermudah dalam studinya, sehingga kita pun dapat merasakan kemudahan itu untuk bimbingan (itu nasehat yang selalu mama berikan untuk membesarkan hati saya, terima kasih ma untuk energi positif yang selalu diberikan).
--
Diawali dengan target untuk bisa melaksanakan sidang akhir di bulan juni, ternyata harus meleset sehingga saya baru bisa melaksanakan seminar usulan penelitian (SUP) pada awal bulan juli. Sehingga targetpun berubah, untuk bisa melaksanakan sidang akhir di bulan agustus (tujuannya pasti supaya tidak harus mengeluarkan biaya lagi untuk semester 9, meringankan beban orang tua, hehe). Itupun setelah sebelumnya saya harus menahan sedikit rasa kecewa karena acc untuk mengikuti seminar saya dapatkan sehari setelah pendaftaran untuk mengikuti seminar bulan juni ditutup. Mau tidak mau saya harus menunggu satu bulan kedepan untuk bisa mengikuti seminar. Tidak apa-apa, sambil menunggu waktu seminar sebulan kedepan, saya menggunakan waktu itu untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk pembuktian hipotesis. Sehingga setelah seminar, jeda waktu untuk menggarap dan menyelesaikan bab 4 tidak akan memakan waktu lama. Namun, lagi-lagi saya harus berbesar hati untuk menerima kenyataan bahwa sampai bulan agustus, skripsi saya belum dapat di acc untuk mengikuti sidang akhir. Dan target untuk sidang di akhir bulan agustus harus rela saya kubur. Dengan sedikit kekecewaan di hati, dan permintaan maaf kepada kedua orang tua saya karena harus mengeluarkan biaya lagi untuk kuliah saya di semester berikutnya.
Sebelum saya mengikuti sidang akhir, saya harus mengikuti ujian komprehensif dengan syarat minimal 2 minggu sebelum sidang akhir. Saya mendapat jadwal ujian komprehensif di tanggal 8 oktober, saya sangat berharap bisa melewati ujian ini dan lulus dalam satu kali ujian agar saya bisa mengikuti sidang di akhir bulan oktober. Sedikit cerita saat ujian komprehensif. Dosen penguji saya saat itu adalah pak agus yang merupakan kepala laboratorium prodi, sehingga ujian dilaksanakan di ruang kerja beliau yaitu di laboratorium. Saya masuk ke ruang ujian pada jam 8 pagi, dengan perasaan yang wahh tidak bisa saya gambarkan. Rasanya ingin menangis, deg-degan luar biasa, berharap hari itu segera terlewati. Materi ujian yang telah saya pelajari dari bahan kuliah semester 1 hingga semester 7 rasanya berlarian entah kemana saat duduk berhadapn dengan pak agus. Ingin lari keluar ruangan saat itu juga. Tapi....bismillah saja. Allah mudahkan, Allah lancarkan, Allah mampukan....aamiin.
Saat pertanyaan pertama diajukan, saya mencoba menjawab semampu saya. Hingga pertanyaan pertanyaan selanjutnya diajukan pak agus. Alhamdulillah pak agus mau bersabar menunggu saya menjawab sambil menggali memori saya dari apa yang saya baca tentang pertanyaan beliau. Hingga waktu 1,5 jam tidak terasa telah terlewati. Tiba saat menunggu keputusan pak agus apakah saya lulus atau tidak dalam ujian ini. Saya sudah mempersiapkan mental apabila harus mengulang ujian ini, saya tidak cukup percaya diri dengan jawaban-jawaban saya tadi. Namun ternyata saya langsung lulus ujian komprehensif ini...tanpa bisa saya tahan air mata saya jatuh. Ah malunya, kenapa tidak bisa saya tahan untuk tidak menangis. Pak agus langsung bertanya kenapa saya menangis, saya hanya menjawab terima kasih. Pak agus bilang, ini karena kerja keras saudara tidak perlu berterima kasih. Rasanya lega luar biasa bisa melewati ujian ini. Saat keluar ruangan, lagi-lagi air mata tidak dapat saya tahan, kalo dilihat orang pasti mereka menganggap saya cengeng dan lebay banget haha, beruntung lab ada di lt 3, dan sepi tidak ada orang.
Tinggal satu tahap lagi yang harus dilewati, sidang akhir! Saya baru bisa mendapat acc dosen pembimbing seminggu sebelum sidang akhir dilaksanakan. Beruntung saya masih bisa mendaftarkan nama saya, padahal hari itu teman-teman lain yang namanya sudah terdaftar untuk sidang tanggal 28 oktober sudah diberi pengarahan. Saat mereka diberi pengarahan, saya baru bertemu dengan dosen pembimbing saya dan alhamdulillah bisa langsung di acc hari itu juga untuk mengikuti sidang akhir. Ah benar-benar detik-detik yang tidak ingin saya ulangi seperti saat seminar sehingga saya harus menunggu sebulan lagi. Tapi Allah Maha Baik...saya masih bisa mendaftarkan nama saya hari itu untuk mengikuti sidang tanggal 28 oktober. Benar, apa yang kita perjuangkan dan kita yakini pasti akan bisa kita dapatkan dengan ikhtiar langit dan bumi tentunya. Kalo kata sahabat saya mah, ayo doanya ngaborobot, doa ngaborobot ^_^
--
28 oktober 2015, bertepatan dengan hari sumpah pemuda dan akan menjadi hari yang bersejarah dalam kehidupan saya. Hari yang saya tunggu-tunggu sekaligus hari yang ingin saya hindari (kalo bisa, hehe). Perjuangan tahap terakhir dalam kuliah saya untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi setelah menempuh kuliah selama 4 tahun lamanya. Walaupun memang sudah 2 bulan masuk semester 9 sebenarnya hehe. Ahh jika harus flashback ke masa-masa diawal perjuangan kuliah ini, saya rasa akan banyak air mata yang menetes. Terima kasih ya Allah Engkau Maha Baik...^_^
Pembukaan sidang baru dilaksanakan pada jam 9, dan dibuka langsung oleh bapak dekan. Ah perasaan saya semakin tidak karuan untuk melewati dan menjalani hari ini. Bismillah bismillah....ayo irni you can do it, haha. Jam setengah 10 nama pertama dipanggil, dilanjutkan dengan nama kedua dan nama-nama selanjutnya. Hingga dzuhur terlewati dan menunjukkan jam 2 siang, nama saya belum juga dipanggil. Hingga ashar menyisakan hanya nama saya saja yang belum dipanggil. Saya mulai merasakan sesuatu yang tidak beres, ada apa ini? Kenapa nama saya belum juga dipanggil, padahal dosen penguji saya saat itu saya lihat sedang tidak berkegiatan di dalam prodi. Begitu juga dengan dosen-dosen yang lain. Hingga jam setengah 4, keluar teman saya Relita yang baru selesai sidang dari dalam ruang prodi. Relita diberitahu bu silvi kalo saya mau dieliminasi dari sidang hari ini, dikarenakan dosen pembimbing saya tidak hadir dan tidak ada surat keterangan yang prodi terima. Saya kaget dan langsung lemas, bagaimana ini? Haruskah hari ini berakhir seperti ini?
Baru saya ingin melangkahkan kaki ke dalam prodi untuk meminta kejelasan status saya hari ini, keluar akang dari angkatan 2009 yang juga sidang hari ini dari dalam prodi “Irni dipanggil ke dalam”. Saya langsung bergegas membawa tas dan map berkas untuk sidang, apapun yang terjadi saya harus siap untuk hari ini. Ternyata di dalam prodi, saya dipersilakan masuk untuk mempersiapkan persentasi, saya mulai lega. Tapi ketika saya sibuk mempersiapkan laptop dan lcd, saya dengar percakapan dosen, bahwa saya memang tadinya akan dieliminasi, tapi melihat saya yang sudah menunggu dari pagi hingga sore, saya diizinkan juga untuk sidang hari ini. Dan alhamdulillah kedua dosen penguji saya bersedia untuk menguji saya walau tanpa dosen pembimbing. Terima kasih ya Allah...ah lagi-lagi saya ingin menangis, tapi untuk kali ini saya tahan, hehe. Saya harus konsentrasi untuk persentasi dan menjawab pertanyaan saat sidang. Bismillah... 
Setengah 5 sore saya baru keluar dari ruang sidang, dengan perasaan haru akhirnya hari ini dapat saya lewati. Ketika saya keluar ruangan, teman teman semua menyerbu saya. Ahh, lagi lagi rasanya ingin menangis saking harunya, dan menelepon mama untuk curhat. Terima kasih untuk teman-teman yang sudah hadir dan memberi semangat hari ini. Baru lima menit saya keluar ruangan, semua peserta sidang dipanggil ke ruang pertemuan untuk yudisium. Saya sudah berserah sepenuhnya, apapun hasilnya, lulus tidaknya biar Allah yang berhak menentukan. 10 orang yang sidang hari ini, kami berbaris dihadapan dekan dan beberapa perwakilan dosen akuntansi. Dekan mulai membuka yudisium, dan mengumumkan hasil sidang hari ini. Satu persatu nama kami dipanggil dan diumumkan nilai yudisiumnya. Tiba giliran nama saya dipanggil, dan diumumkan ‘Lulus’. Alhamdulillah rasanya ingin menangis (lagi) dan sujud syukur saat itu. kami semua yang sidang pada hari ini alhamdulillah lulus dengan nilai yang memuaskan. Alhamdulillah saya bisa mendapat nilai yudisium terbesar kedua setelah teman saya Relita. Saya hanya bisa mengucap alhamdulillah yang tidak henti-hentinya, ya Allah nikmat mana lagi yang bisa saya dustakan? Engkau Maha Baik ya Allah...terima kasih untuk setiap kekuatan yang Kau beri, untuk setiap keihklasan yang Kau selipkan dalam hatiku, untuk setiap kesabaran yang selalu Kau sirami di hatiku hingga aku dapat berdiri pada hari ini dengan gelar Sarjana Ekonomi...terima kasih ya Allah ^_^.      


Tidak ada komentar:

Posting Komentar