life is a journey

life is a journey

Selasa, 05 Agustus 2014

Idul Fitri tahun ini...



Masih dalam suasana idul fitri, ini hari ke 9 di bulan syawal...

Alhamdulillah idul fitri kemarin masih diberi kesempatan berkumpul dengan keluarga kecilku, walaupun lagi2 tidak lengkap karena teteh yang pertama tidak bisa pulang idul fitri tahun ini. Kemarin jatah cutinya sudah diambil untuk menghadiri pernikahan teteh keduaku. Yah setidaknya bulan april kemarin bisa berkumpul lengkap di momen walimahan... Otomatis tahun ini kembali bertambah 1 personil keluarga, kakak ipar dari teteh yang kedua, alhamdulillah...Barakallahu lakuma...

Baru beberapa hari yang lalu kami masih berkumpul lebaran dibandung, sumedang dan subang.Tapi sekarang sudah kembali ke perantauan masing-masing. Rumah sepi kembali. Teteh kedua mengikuti suaminya ke Tangerang dan bapakku harus kembali ke tempat kerjanya di Semarang. Tapi belum sehari bapak di semarang, bapak sakit lagi dan harus kembali menjalani rawat inap di rumah sakit. Bulan Ramadhan kemarin bapak memang terkena types. Kemudian harus dirawat di rumah sakit karena terkena demam berdarah pula, hampir seminggu bapak dirawat di rumah sakit. Saat itu aku di tempat kkn ku di indramayu, mama sengaja tidak memberitahuku kalo bapak sakit, alhasil aku baru tahu kalo bapak sakit ketika bapak dan mama pulang ke bandung menjelang idul fitri.

Dan tadi selepas subuh mama langsung menyusul bapak ke semarang. Ingin ikut ke semarang sebenarnya, tapi adikku yang baru masuk unpad harus mempersiapkan bahan ospeknya di bandung dan beberapa hari lagi aku harus kembali ke indramayu melanjutkan kkn tahap ke 2.  Mama pun sebenarnya ada yang harus diurus di bandung, tapi mama gak bisa tinggal di bandung kalo bapak sakit. Jadi bismillah...aku yang mengambil alih urusan mama di bandung.

Allah...di saat aku tak bisa menemani dan menjaga kedua orang tuaku di semarang, hanya pada-Mu ya Allah...aku mohon jaga bapak dan mama di semarang. Berikan kesembuhan kepada bapakku, aku mohon angkatlah penyakitnya,,, Allahumma isyfi anta syafii laa syifaan illa syifauka...  

Berbeda dengan bapak yang Ramadhan kemarin harus terbaring di rumah sakit karena types dan DBD, alhamdulillah salut luar biasa kepada emak dan embah (ayah dan ibu dari bapakku) di umurnya yang sudah menginjak 85 tahun masih diberi kesehatan oleh Allah jadi bisa full berpuasa di Ramadhan kemarin,,,

Dalam usia mereka yang sudah lanjut, emak dan embah selalu membuatku kagum dan malu pada diriku sendiri. Sampai saat ini, alhamdulillah Allah masih senantiasa memberi kesehatan kepada emak dan embah. Setiap waktu shalat, emak dan embah selalu melaksanakannya di awal waktu. Tak ketinggalan shalat sunnah tahajud dan dhuha yang tak pernah mereka tinggalkan. Subhanallah, aku malu pada diriku sendiri yang belum bisa melaksanakannya rutin sperti itu.

Emak sering sekali bahkan berulang kali menceritakan padaku bahwa emak itu hanya seorang bodoh yang tidak pernah menduduki bangku sekolah. Emak bilang, beliau buta huruf. Tapi jangan salah, walaupun emak tak bisa membaca huruf latin, beliau sangat fasih membaca huruf arab. Terutama membaca alquran. Itu menjadi bacaan rutin emak sehari-hari. Bahkan pernah, emak meminta pada ayah untuk mencarikan tafsir alquran dalam bahasa arab pula. Andai emak tahu, aku tak pernah menganggap beliau bodoh, bahkan kuanggap emak adalah orang yang sangat cerdas. Di zaman sekarang, sedikit orang yang memang benar-benar fasih dalam membaca alquran. Bahkan di kampusku, saat mata kuliah PAI dan diadakan tes membaca alquran, di kelasku dari 45 orang yang beragama muslim, hanya 11 orang yang lulus tes. Sedangkan yang lainnya harus mengikuti bimbingan intensif karena belum lulus tes. Dan alhmdulillah aku termasuk 11 orang yang lulus tes tadi. Bukankah kemampuan emak sangat luar biasa?

Dengan keterbatasan emak yang memang tak pernah mendapatkan pendidikan formal di sekolah, beliau telah menjadi seorang ibu yang luar biasa bagi tujuh orang anak beliau yang saat ini adalah orang-orang rantauan yang sukses. Paman pamanku ku yang merantau di kalimantan, di papua, adalah orang orang sukses. Emak sering juga bercerita, bahwa emak adalah orang miskin yang tidak punya apa-apa. Hidup prihatin saat membesarkan ayah dan paman-pamanku. Namun dengan keterbatasan hidup seperti itu, telah menjadikan anak-anak beliau adalah orang-orang yang senantiasa bersyukur atas anugerah hidup. Dulu mereka terbiasa hidup susah bersama emak, dan kini Allah memberikan nikmat yang luar biasa bagi kehidupan mereka, termasuk juga ayahku saat ini.

Emak sering berpesan padaku, supaya aku bisa menjadi anak yang pintar, anak yang sukses, anak yang sholehah. Agar jangan seperti emak yang bodoh, miskin dan tak berguna.

”Emak, aku tak pernah menganggap emak seorang yang bodoh, seorang yang miskin, dan seorang yang tak berguna. Justru sebaliknya, aku sangat menghormatimu, Mak. Aku sangat membanggakanmu. Aku sangat menyayangimu. Di mataku, emak adalah seorang yang sangat cerdas dan seorang yang sangat kaya dan sangat memberi manfaat bagi orang-orang disekelilingmu.

Cerdas untuk bisa mendidik anak-anaknya dengan pendidikan agama yang begitu luar biasa. Kaya dengan hati yang selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan sehingga emak bisa bertahan dalam perjuangan membesarkan anak-anaknya dengan keterbatasan materi yang dimiliki. Selalu memberi manfaat dengan melakukan semampu emak apa yang bisa emak lakukan untuk orang lain.

Allah terima kasih atas emak dan embah yang begitu luar biasa... Jaga mereka selalu ya Allah... Berikan selalu kesehatan kepada emak dan embah...   

Berbeda pula dengan kakak tertua dari mama. Orang tua dari mama sudah meninggal dunia, jadi lebaran kemarin ke subang silaturahim ke rumah kakak tertua mama. Ternyata tahun ini uwa’ku tidak bisa berpuasa karena sakit. Sudah benar-benar parah. Bahkan berjalanpun harus selalu dipapah. Melihat sudah tidak jelas. Padahal umur beliau baru menginjak 76 tahun, belum setua emak dan embah. Tapi sakit memang tidak memandang usia. Sudah berobat kemana-mana tapi masih belum diketahui dengan pasti apa penyakitnya. Sekarang yang bisa dilakukan keluarga adalah merawat dan menjaga semampunya... isyfihu ya Allah....

Ya Allah aku yakin begitu banyak hikmah yang selipkan di setiap ujian yang Kau berikan. Baik itu berupa ujian sehat maupun sakit. Aku tahu ya Allah, semua yang kumiliki ini, bahkan keluargaku sekalipun adalah titipan dari-Mu. Semua adalah milikMu. 
Maka aku mohon jagalah keluargaku di manapun mereka berada. Mudahkanlah segala urusannya. Berikan selalu kesehatan, angkatlah penyakit yang kini diderita, berikan kesembuhan, panjangkanlah umurnya, dan izinkan kami untuk bisa terus beribadah kepada-Mu... Allahu Rohman Allahu Rohiim...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar