Masih
dalam suasana idul fitri, ini hari ke 9 di bulan syawal...
Alhamdulillah
idul fitri kemarin masih diberi kesempatan berkumpul dengan keluarga kecilku,
walaupun lagi2 tidak lengkap karena teteh yang pertama tidak bisa pulang idul
fitri tahun ini. Kemarin jatah cutinya sudah diambil untuk menghadiri
pernikahan teteh keduaku. Yah setidaknya bulan april kemarin bisa berkumpul
lengkap di momen walimahan... Otomatis tahun ini kembali bertambah 1 personil
keluarga, kakak ipar dari teteh yang kedua, alhamdulillah...Barakallahu
lakuma...
Baru
beberapa hari yang lalu kami masih berkumpul lebaran dibandung, sumedang dan
subang.Tapi sekarang sudah kembali ke perantauan masing-masing. Rumah sepi
kembali. Teteh kedua mengikuti suaminya ke Tangerang dan bapakku harus kembali
ke tempat kerjanya di Semarang. Tapi belum sehari bapak di semarang, bapak
sakit lagi dan harus kembali menjalani rawat inap di rumah sakit. Bulan Ramadhan
kemarin bapak memang terkena types. Kemudian harus dirawat di rumah sakit karena
terkena demam berdarah pula, hampir seminggu bapak dirawat di rumah sakit. Saat
itu aku di tempat kkn ku di indramayu, mama sengaja tidak memberitahuku kalo
bapak sakit, alhasil aku baru tahu kalo bapak sakit ketika bapak dan mama
pulang ke bandung menjelang idul fitri.
Dan tadi
selepas subuh mama langsung menyusul bapak ke semarang. Ingin ikut ke semarang
sebenarnya, tapi adikku yang baru masuk unpad harus mempersiapkan bahan
ospeknya di bandung dan beberapa hari lagi aku harus kembali ke indramayu
melanjutkan kkn tahap ke 2. Mama pun sebenarnya
ada yang harus diurus di bandung, tapi mama gak bisa tinggal di bandung kalo
bapak sakit. Jadi bismillah...aku yang mengambil alih urusan mama di bandung.
Allah...di
saat aku tak bisa menemani dan menjaga kedua orang tuaku di semarang, hanya
pada-Mu ya Allah...aku mohon jaga bapak dan mama di semarang. Berikan kesembuhan
kepada bapakku, aku mohon angkatlah penyakitnya,,, Allahumma isyfi anta syafii
laa syifaan illa syifauka...
Berbeda
dengan bapak yang Ramadhan kemarin harus terbaring di rumah sakit karena types
dan DBD, alhamdulillah salut luar biasa kepada emak dan embah (ayah dan ibu
dari bapakku) di umurnya yang sudah menginjak 85 tahun masih diberi kesehatan
oleh Allah jadi bisa full berpuasa di Ramadhan kemarin,,,
Dalam
usia mereka yang sudah lanjut, emak dan embah selalu membuatku kagum dan malu
pada diriku sendiri. Sampai saat ini, alhamdulillah Allah masih senantiasa
memberi kesehatan kepada emak dan embah. Setiap waktu shalat, emak dan embah
selalu melaksanakannya di awal waktu. Tak ketinggalan shalat sunnah tahajud dan
dhuha yang tak pernah mereka tinggalkan. Subhanallah, aku malu pada diriku
sendiri yang belum bisa melaksanakannya rutin sperti itu.
Emak sering sekali bahkan berulang kali
menceritakan padaku bahwa emak itu hanya seorang bodoh yang tidak pernah
menduduki bangku sekolah. Emak bilang, beliau buta huruf. Tapi jangan salah,
walaupun emak tak bisa membaca huruf latin, beliau sangat fasih membaca huruf
arab. Terutama membaca alquran. Itu menjadi bacaan rutin emak sehari-hari.
Bahkan pernah, emak meminta pada ayah untuk mencarikan tafsir alquran dalam
bahasa arab pula. Andai emak tahu, aku tak pernah menganggap beliau bodoh,
bahkan kuanggap emak adalah orang yang sangat cerdas. Di zaman sekarang,
sedikit orang yang memang benar-benar fasih dalam membaca alquran. Bahkan di
kampusku, saat mata kuliah PAI dan diadakan tes membaca alquran, di kelasku
dari 45 orang yang beragama muslim, hanya 11 orang yang lulus tes. Sedangkan
yang lainnya harus mengikuti bimbingan intensif karena belum lulus tes. Dan
alhmdulillah aku termasuk 11 orang yang lulus tes tadi. Bukankah kemampuan emak
sangat luar biasa?
Dengan keterbatasan emak yang memang
tak pernah mendapatkan pendidikan formal di sekolah, beliau telah menjadi
seorang ibu yang luar biasa bagi tujuh orang anak beliau yang saat ini adalah
orang-orang rantauan yang sukses. Paman pamanku ku yang merantau di kalimantan,
di papua, adalah orang orang sukses. Emak sering juga bercerita, bahwa emak
adalah orang miskin yang tidak punya apa-apa. Hidup prihatin saat membesarkan
ayah dan paman-pamanku. Namun dengan keterbatasan hidup seperti itu, telah
menjadikan anak-anak beliau adalah orang-orang yang senantiasa bersyukur atas
anugerah hidup. Dulu mereka terbiasa hidup susah bersama emak, dan kini Allah
memberikan nikmat yang luar biasa bagi kehidupan mereka, termasuk juga ayahku
saat ini.
Emak sering berpesan padaku, supaya aku
bisa menjadi anak yang pintar, anak yang sukses, anak yang sholehah. Agar
jangan seperti emak yang bodoh, miskin dan tak berguna.
”Emak, aku tak pernah menganggap emak
seorang yang bodoh, seorang yang miskin, dan seorang yang tak berguna. Justru
sebaliknya, aku sangat menghormatimu, Mak. Aku sangat membanggakanmu. Aku
sangat menyayangimu. Di mataku, emak adalah seorang yang sangat cerdas dan
seorang yang sangat kaya dan sangat memberi manfaat bagi orang-orang
disekelilingmu.
Cerdas untuk bisa mendidik anak-anaknya
dengan pendidikan agama yang begitu luar biasa. Kaya dengan hati yang selalu
bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan sehingga emak bisa bertahan
dalam perjuangan membesarkan anak-anaknya dengan keterbatasan materi yang
dimiliki. Selalu memberi manfaat dengan melakukan semampu emak apa yang bisa
emak lakukan untuk orang lain.
Allah terima kasih atas emak dan embah
yang begitu luar biasa... Jaga mereka selalu ya Allah... Berikan selalu
kesehatan kepada emak dan embah...
Berbeda pula dengan kakak
tertua dari mama. Orang tua dari mama sudah meninggal dunia, jadi lebaran kemarin
ke subang silaturahim ke rumah kakak tertua mama. Ternyata tahun ini uwa’ku tidak
bisa berpuasa karena sakit. Sudah benar-benar parah. Bahkan berjalanpun harus
selalu dipapah. Melihat sudah tidak jelas. Padahal umur beliau baru menginjak
76 tahun, belum setua emak dan embah. Tapi sakit memang tidak memandang usia. Sudah
berobat kemana-mana tapi masih belum diketahui dengan pasti apa penyakitnya. Sekarang
yang bisa dilakukan keluarga adalah merawat dan menjaga semampunya... isyfihu
ya Allah....
Ya Allah aku yakin begitu banyak hikmah yang selipkan di setiap ujian yang Kau berikan. Baik itu berupa ujian sehat maupun sakit. Aku tahu ya Allah, semua yang kumiliki ini, bahkan keluargaku sekalipun adalah titipan dari-Mu. Semua adalah milikMu.
Maka
aku mohon jagalah keluargaku di manapun mereka berada. Mudahkanlah segala
urusannya. Berikan selalu kesehatan, angkatlah penyakit yang kini diderita,
berikan kesembuhan, panjangkanlah umurnya, dan izinkan kami untuk bisa terus beribadah
kepada-Mu... Allahu Rohman Allahu Rohiim...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar